berkarya di tengah keterbatasan

  Koran harian MANJ yang di terbitkan setiap harinya akhir-akhir ini menjadi terganggu. Di karenakan terjadi kerusakan dari fasilitas-fasilitas di sekolah yang sering mengalami gangguan. Secara tidak langsung kejadian ini berdampak kongkrit pada kegiatan penerbitan Koran harian tarsebut. Seringnya Koran tidak terbit telah di ketahui banyak pihak. Mulai dari pihak sekolah sendiri, baik jajaran dewan guru, sampai pada siswa- siswa MANJ yang setiap harinya selalu menunggu terbitnya Koran MANJ tersebut.

   

Kondisinya fasilitas yang ada dikantor redaksi harian manjepun sesungguhnya tidak bisa kita katakan layak pakai.memngingat, cpu yang ada mempunyai cacat kipas yang kadang-kadang mati sebelum file yang kita buat di simpan. Tak ayal datapun hilang ditelan matinya listrik.

    Sebenarnya para kru dari Koran harian siswa MANJ bukan tidak berbuat apa-apa. Mereka telah bersusah payah mencari jalan keluar dari permasalahan ini mulai dari penerbitan sacara independent dengan cara mengorbankan kocek mereka demi terbitnya Koran tersebut. Hingga pengajuan printer baru kepada sekolah. Tapi usaha tersebut tidak bisa berjalan secara efisien katena beberapa factor yang terjadi didalamnya. Sering kali mereka mendapatkan hasil yang nihil dangan apa yang mereka realisasikan. Katidak efisianan ini terjadi karena dari salah satu pihak yang tidak mendukung dengan hasil karya anak muda MANJ ini melalui terbitan Koran tersebut. Seperti yang kita ketahui jika sebuah organisasi tidak saling mendukung satu sama lain maka organisasi tersebut akan berjalan picang.

      Untuk mengatasi problematika yang terjadi tersebut kedua belah pihak harue msmiliki kesadaran yang sama. Antara fasilitator dangan eksekutor yang bertugas. Kesadaran tersebut harus kita bangun secara bertahap supaya terjadi kesepahaman sehingga terjadinya keefisianan penerbitan Koran harian siswa dapat berjalan dangan lancer. Tapi sayangnya, rencana yang kita petakan ridak berjalan dangan konsisten. (fb/zn)